KETIK, SURABAYA – Ramadhan menjadi bulan dinanti oleh seluruh umat Muslim di dunia, salah satunya Afrika Selatan. Meskipun bukan negara mayoritas muslim, tetapi suasana Ramadhan tetap terasa khidmat.
Wahyu Febriana Damayanti, seorang ibu rumah tangga yang sudah 8 tahun tinggal di Kota Pretoria menceritakan pengalamannya.
Baginya, menjalani puasa di negeri pelangi tersebut sangat menarik. Pasalnya, di tahun ini Pretoria sedang mengalami musim gugur di mana suhu udara siang hari mencapai 24 (derajat) dan 10 (derajat) saat malam tiba.
Ibu satu anak ini bercerita, menjalani puasa Ramadhan di Pretoria tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Mereka berpuasa dari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dan menjalankan shalat tarawih.
"Durasi berpuasa di negara tersebut kurang lebih 13 jam, tidak jauh beda dengan Indonesia. Tidak terlalu signifikan dibanding negara lain yang punya durasi lebih lama," cerita Yanti, sapaan akrabnya, Minggu, 16 Maret 2025.
Meski begitu, ada perbedaan waktu berbuka antara di Pretoria dengan Indonesia. Katanya, waktu berbuka di sana lebih lambat 5 jam dari Indonesia.
Berpuasa di negara yang memiliki penduduk muslim sekitar 1,8 persen dari 63,21 juta jiwa itu, dia tidak merasa kesulitan mencari makanan halal. Sebab di sana banyak restoran dan toko yang menjual bahan makanan bersertifikat halal.
Dia menyebut ada beberapa khas yang sering dikonsumsi ketika berbuka puasa. Makanan tersebut adalah Samoosa, kudapan renyah berisi daging dan sayuran. Ada juga kurma dan minuman dingin.
Yanti menilai sikap toleransi di sana termasuk tinggi karena penduduk Pretoria memahami kewajiban umat Islam setiap tahunnya di bulan Ramadhan, yaitu menjalankan ibadah puasa.
"Kegiatan pekerjaan tetap berjalan seperti biasa," katanya.
Ia mengaku, tantangan menjalankan puasa di negeri orang adalah rindu dengan masakan Indonesia. Seperti bakwan, risol, dan es blewah. Ini karena makanan-makanan tersebut tidak dijual di Kota Pretoria.
“Hal paling menarik di Afrika Selatan itu bisa menikmati keindahan safari dan alamnya,” tuturnya. (*)