KETIK, MOJOKERTO – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan sigap meninjau lokasi bencana tanah longsor yang terjadi di jalur Cangar-Pacet, tepatnya di Jalan Sumber Brantas-Pacet, Kabupaten Mojokerto, pada Minggu, 6 April 2025.
Setibanya di lokasi, Gubernur Khofifah langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk kepala desa setempat, untuk penanganan lebih lanjut. Diketahui, longsor ini disebabkan oleh aliran sungai yang terhambat akibat pohon tumbang.
Akibat sumbatan tersebut, aliran sungai meluap dan menyebabkan longsor, terutama diperparah oleh curah hujan dengan intensitas tinggi.
Lebih lanjut mengenai penanganan longsor, Gubernur Khofifah menekankan bahwa proses pembersihan lokasi kejadian harus segera dilakukan secara intensif dalam dua hari ke depan.
"Melalui rapat dengan seluruh pihak kemarin dan hari ini, langkah pertama adalah melakukan operasi pembersihan di lokasi kejadian. Mudah-mudahan besok cuaca bagus, jadi jam 8 sampai 12 bisa dilakukan pembersihan," ucap Khofifah.
Setelah proses pembersihan yang diperkirakan memakan waktu dua hari, Gubernur Khofifah mengungkapkan bahwa langkah selanjutnya adalah pemasangan bronjong sebagai upaya pencegahan longsor.
Secara teknis, penanganan longsor akan menggunakan metode biosoil engineering, yaitu perbaikan tebing tanah dengan sistem terasering yang diperkuat dengan penahan tanah dari bambu dan penanaman rumput vetiver di atasnya.
Rencananya, bronjong akan dibangun dengan tinggi 70 meter dan panjang 40 meter di area yang terdampak longsor melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur.
"Tujuannya untuk memberikan penguatan kontur tanah yang ada. Maka ada tiga pohon di sini akan ditebang agar terasering itu bisa dilakukan," jelas Gubernur Khofifah.
Sementara itu, di sisi jurang sebelah kiri jalan, Gubernur Khofifah menyatakan akan dilakukan mekanisme penguatan, termasuk pembangunan tanggul untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang melintasi jalur tersebut.
Proses pembuatan terasering diperkirakan membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Gubernur menegaskan akan terus berkoordinasi secara intensif dengan berbagai pihak terkait mengenai pengaturan penutupan dan pembukaan jalan selama masa pengerjaan.
Selain perbaikan akses jalan, untuk meningkatkan sistem keamanan di sepanjang jalur Cangar-Pacet, akan diterapkan sistem peringatan dini berbasis digital atau Early Warning System (EWS).
Khofifah menjelaskan bahwa sebenarnya di pintu masuk Taman Hutan Raya R. Soerjo sudah terpasang banyak rambu peringatan bagi pengguna jalan. Namun, dengan adanya EWS ini, diharapkan dapat memberikan pengamanan ganda bagi para pengguna jalan.
"Tentu dilihat di titik-titik strategis yang memberikan warning kepada masyarakat yang juga terkonfirmasi dengan pihak kepolisian untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat kaitan jalan ditutup," jelas Khofifah.
"Pokoknya kita bersama-sama menjaga rasa aman semua merasa nyaman dan tidak ada kekhawatiran terhadap hal yang tidak kita inginkan," pungkasnya. (*)