KETIK, JEPARA – Pesta Lomban 2025, tradisi budaya tahunan Kabupaten Jepara, berjalan lancar, aman, dan tertib. Kapolres Jepara, AKBP Erick Budi Santoso, mengapresiasi sinergi dan dedikasi ratusan personel pengamanan gabungan yang menjaga kondusivitas acara yang dipusatkan dari TPI Ujungbatu hingga Pantai Kartini.
Kapolres Jepara, AKBP Erick Budi Santoso, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberhasilan pengamanan kegiatan besar ini. Ia mengungkapkan rasa bangga terhadap kerja sama solid yang ditunjukkan oleh 513 personel gabungan, terdiri dari TNI-Polri, Dishub, Satpol PP, BPBD, Basarnas, hingga elemen masyarakat lainnya.
“Seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan aman, tertib dan lancar. Ini semua berkat sinergi luar biasa antarinstansi yang terlibat,” ujar AKBP Erick saat ditemui di Pantai Kartini, Senin 7 April 2025.
Kapolres Jepara AKBP Erick Budi Santoso mengenakan pelampung merah saat berada di atas kapal larung bersama Bupati Jepara dan jajaran Forkopimda dalam prosesi pelarungan kepala kerbau ke tengah laut, Senin (7/4/2025)
Pengamanan dimulai sejak awal rangkaian acara, dari penyembelihan hewan kerbau, ziarah ke makam leluhur, pertunjukan wayang kulit, hingga puncak pelarungan kepala kerbau ke tengah laut. Tradisi ini dipercaya membawa keberkahan dan penolak bala bagi para nelayan.
Puncak pesta berlangsung khidmat sekaligus meriah. Rombongan Bupati Jepara Witiarso Utomo bersama Kapolres dan tokoh masyarakat lainnya mengiringi sesaji berupa kepala kerbau ke tengah laut menggunakan kapal khusus. Ratusan kapal nelayan turut mengiringi, menciptakan pemandangan laut yang penuh warna dan semangat kebersamaan.
Begitu sesaji dilarungkan, antusiasme warga pecah. Ratusan orang menceburkan diri ke laut untuk berebut bagian dari kepala kerbau yang dipercaya membawa limpahan rezeki.
Tak berhenti sampai di situ, tradisi dilanjutkan dengan Festival Kupat Lepet atau yang dikenal dengan Perang Kupat Lepet. Dua gunungan raksasa berisi lebih dari 4.000 kupat lepet disiapkan. Dalam hitungan detik, masyarakat menyerbu dan berebut kupat lepet yang diyakini membawa berkah.
Bupati Jepara, Witiarso Utomo, menegaskan bahwa tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi juga filosofi hidup masyarakat pesisir.
“Laut bagi kami bukan hanya sumber nafkah, tapi juga sahabat yang harus dijaga. Larungan ini adalah sedekah laut dan bentuk syukur kami atas segala nikmat-Nya,” ujar Mas Wiwit, sapaan akrabnya.
Ia juga menyoroti potensi besar Pesta Lomban dalam menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pemerintah Kabupaten Jepara berencana mengemas acara ini secara lebih meriah di tahun-tahun mendatang, dengan melibatkan lebih banyak pelaku budaya dan industri kreatif.
“Jepara kembali membuktikan bahwa budaya bukan hanya untuk dikenang, tapi juga dirayakan bersama. Di tengah arus modernisasi, identitas dan rasa syukur harus tetap menjadi bagian dari jati diri kita,” tutupnya. (*)