Presiden Prancis Kecam Serangan Terhadap Suku Kurdi 

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Irwansyah

24 Desember 2022 05:16 24 Des 2022 05:16

Thumbnail Presiden Prancis Kecam Serangan Terhadap Suku Kurdi  Watermark Ketik
Emmanuel Macron Presiden Perancis. (Foto: Reuters) 

KETIK, JAKARTA – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam penembakan di pusat komunitas Kurdi di Paris. Dia menyebut penembakan pada Jumat (23/12/2022) itu sebagai serangan menjijikkan. 

Seorang pria bersenjata menembak mati tiga orang di pusat budaya Kurdi dan kafe Kurdi terdekat di pusat kota Paris pada hari Jumat, mendorong sejumlah pengunjuk rasa turun ke jalan terdekat. 

"Kurdi di Prancis telah menjadi sasaran serangan menjijikkan di jantung kota Paris," tulisnya di Twitter. 

"Pikiran orang-orang yang berjuang untuk hidup mereka, keluarga mereka dan orang yang mereka cintai. Terima kasih kepada pasukan keamanan atas keberanian dan nyanyian mereka," jelasnya. 

Dalam insiden ini, seorang pria bersenjata berusia 69 tahun melepaskan tembakan ke pusat budaya Kurdi dan salon rambut di Paris. 

Tembakan yang dilepaskan sesaat sebelum tengah hari menyebabkan kepanikan di rue d'Enghien di distrik 10 ibu kota yang trendi, area ramai toko dan restoran, yang merupakan rumah bagi populasi Kurdi yang terbilang besar. 

Presiden Emmanuel Macron mengutuk insiden itu lewat akun twitternya dan menuturkan orang Kurdi Prancis telah menjadi target serangan keji di jantung kota Paris. 

Sementara itu, seorang juru bicara dari Kurdish Center Agit Polat menyebut pemerintah Prancis kembali gagal melindungi warganya termasuk kelompok imigran. 

"(Pemerintah) sekali lagi gagal melindungi kami. Bagi kami, ini adalah serangan teroris," katanya. 

Penembakan di Kurdish Center bukan pertama kali terjadi. Pada Januari 2013, tiga aktivis perempuan Kurdi, termasuk Sakine Cansız, pendiri Partai Pekerja Kurdistan (PKK), ditembak mati di sekitar Kurdish Center. 

Tersangka pembunuh mereka, Ömer Güney, warga negara Turki, meninggal karena tumor otak di rumah sakit Paris pada tahun 2016 sebelum diadili. 

Saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa pria bersenjata itu, yang dijelaskan oleh polisi sebagai warga kulit putih, warga negara Prancis dan sebelumnya didakwa melakukan kekerasan rasis, awalnya menargetkan pusat budaya Kurdi, sebelum memasuki salon di mana dia ditangkap. 

Dari tiga orang yang terluka, satu dalam perawatan intensif dan dua dirawat karena cedera serius. 

Pusat komunitas Kurdi, Centre Ahmet Kaya, digunakan oleh badan amal yang menyelenggarakan konser dan pameran, untuk membantu diaspora Kurdi di wilayah Paris. (*)

Tombol Google News

Tags:

Prancis Emmanuel Macron Paris Kurdi