Sejuta Inspirasi Rasulullah Tengah Mewarnai Raluna Coffe

18 Februari 2025 11:38 18 Feb 2025 11:38

Thumbnail Sejuta Inspirasi Rasulullah Tengah Mewarnai Raluna Coffe Watermark Ketik
Oleh: Ponirin Mika*

“Saya lebih senang pemuda yang merokok dan minum kopi sambil diskusi tentang bangsa ini, dari pada kutu buku yang hanya memikirkan diri sendiri,” Bung Karno.

Rasulullah SAW telah mengajarkan pada umatnya untuk mencintai ilmu. Ajaran itu dibuktikan dengan turunnya ayat Iqra yang mempunyai makna bacalah. Membaca sumber untuk mendatangkan pengetahuan, membaca tidak bermakna hanya baca teks melainkan fenomena yang terjadi di alam raya.

Kejayaan islam yang di bawah oleh Rasulullah disebabkan oleh kebangkitan peradaban keilmuan yang tidak pernah terjadi sebelum-sebelumnya.

Namun seiring pergantian zaman dan orang, kejayaan islam yang pernah menguasai dunia hampir raib di telan oleh waktu dan keadaan. Mengapa demikian? Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, diantaranya adalah banyak kalangan muslim yang malas membaca dan belajar dan disamping itu tidak percaya diri terhadap agamanya sendiri.

Oleh sebab itu, ada segelintir orang yang terkumpul dalam komunitas Kajian Sirah Nabawiyah yang bertempat di Raluna Coffe merindukan masa-masa itu, di mana Rasulullah bersama sahabatnya mampu menaklukkan dunia dengan peradaban keilmuan.

Tulisan ini saya mulai dari cerita ini, Perkembangan warung kopi di daerah Paiton, Probolinggo semakin marak. Sangat menarik bila warung kopi dijadikan sebagai tempat diskusi oleh mahasiswa kampus terdekat, seperti Universitas Nurul Jadid, Universitas Zainul Hasan Genggong dan para aktivois organisasi intra dan ekstra kampus.

Salah satu senior Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Anas Urbaningrum pernah berkata “Pada era 90 an, di warung-warung kopi budaya literasi tercipta, lahirnya gerakan reformasi salah satunya muncul dari warung-warung kopi itu juga’.

Para aktivis menggunakan warung kopi sebagai tempat diskusi dan merokok dan minum kopi. Karena di tempat itu akan lahir sejuta inspirasi yang menggairahkan.

Raluna Coffe salah satu pilihan ideal untuk menuangkan ide-ide cemerlang. Di sana berkumpul para pecinta ilmu baik berkait dengan pengetahuan sejarah islam, kebahasaan, politik, sosial maupun ekonomi.

Saya adalah orang yang tertarik berada di tengah komunitas Raluna Coffe, bukan karena saya telah di tunjuk sebagai pembina pada kajian tersebut. Tapi karena di tempat ini telah terjadi peradaban keilmuan yang mulai tumbuh-berkembang dan mewarnai para pengunjungnya.

Kajian saban malam Selasa-malam Jumat telah memberikan dampak positif berkait ketercerahan para komunitas Raluna Coffe untuk lebih memahami terhadap sejarah perkembangan islam dari arab sebelum hadirnya sang revolusioner bernama Nabi Muhammad saw hingga berdakwahnya sang panutan umat tersebut dalam membumikan ajaran ilahiyah yaitu islam.

Kajian sirah nabawiyah memiliki semangat agar para pemuda muslim bisa mengenal, mengetahui dan mengikuti jejak perjalanan Rasulullah dalam menghadapi berbagai rintangan-ujian-cobaan dalam menyebarkan risalah ilahiah.

Kita telah mafhum bahwa Rasulullah dalam menjalankan misi dakwahnya tidak semulus seperti yang kita bayangkan. Problematika keummatan yang membanyangi tidak mematahkan semangatnya untuk terus menggaungkan risalah tuhan yang benar ini.

Penolakan demi penolakan dari masyarakat arab membuat sang al-Amin terus bertambah kuat dan tegar. Tak ada satu pun dari penolakan kafir quraisy jadi beban dalam hidupnya. Justru hal demikian membuatnya bersemangat untuk terus mengobarkan panji-panji islam.

Yang paling agung dari risalah ini adalah tidak berfokusnya pada satu aspek akidah semata, namun aspek pendidikan, sosial, politik dan ekonomi merupakan dasar dari puncak ajaran. Sebab, kata Prof. Dr. Nurcholis Madjid kesalehan seseorang tidak sekedar memiliki hubungan baik pada sang pencipta tapi tidak peduli berkait kepentingan sosial. Islam agama yang mengajarkan keseimbangan perilaku.

Setidaknya penjelasan singkat di atas itu adalah hasil dari kajian Sirah Nabawiyah bersama dengan komunitas Raluna Coffe. Bahkan nafas-nafas keislaman sesuai dengan doktrin Rasulullah tengah menjiwai terhadap perilaku komunitas Raluna Coffe.

Melihat hal itu, saya pribadi teringat dengan era di mana Rasulullah masih hidup, beliau bersama para sahabatnya tidak ada pembicaraan yang keluar dari risalah ilahiah.

Pada hakikatnya itulah yang sesuai dengan misi utama Rasulullah, yaitu jangan memisahkan antara agama dengan ilmu pengetahuan yang lain. Pemisahan agama dan ilmu pengetahuan adalah cara orang-orang barat untuk menciderai ajaran wahyu yang absolut.

Kini komunitas kajian pembahasannya bergeser pada pentingnya untuk menjelajahi Eropa. Yang salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui peradaban keislaman yang pernah berjaya di Eropa.

Islam pernah menguasai dunia dengan peradaban keilmuan bukan seperti yang dituduhkan minoritas orang bahwa “di tangan kanan Islam membawa pedang dan di tangan kiri membawa al-qur’an. Padahal Islam datang dengan membawa peradaban akhlak dan ilmu. Wallahu’alam.

*) Ponirin Mika merupakan Ketua Lakpesdam MWCNU Paiton dan Pembina Kajian Sirah Nabawiyah di Raluna Coffe Paiton, Probolinggo.

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email [email protected].
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

Rasulullah Paiton Peradaban