Transisi dari Pandemi, Okupansi Hotel Kota Malang Masih 70 Persen

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Naufal Ardiansyah

30 Juni 2023 11:28 30 Jun 2023 11:28

Thumbnail Transisi dari Pandemi, Okupansi Hotel Kota Malang Masih 70 Persen Watermark Ketik
Salah satu penampakan hotel terkenal di Kota Malang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Semester pertama di tahun 2023 ini, okupansi atau hunian hotel di Kota Malang masih di angka 60-70 persen. Padahal, sudah lama pembatasan akibat pandemi Covid-19 telah berakhir. 

Ketua Perkumpulan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki menjelaskan bahwa jumlah tersebut sudah jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau okupansi antara 60 sampai 70 persen. Itu rata-rata okupansi perhotelan di Kota Malang. Soalnya kalau per hotel, malah terkadang ada yang tidak ada tamunya. Tapi ada juga hotel yang meluber tamunya," ujar Agoes, Jumat (30/6/2023).

"Kalau Januari 2023 itu agak turun, di bulan Februari itu baru naik okupansinya. Sedangkan Maret sampai Juni ini sudah sangat bagus," imbuhnya. 

Diketahui bahwa tamu dari dalam negeri masih mendominasi kunjungan di hotel-hotel Kota Malang. Termasuk terselenggaranya kegiatan pemerintah maupun perusahaan tertentu, turut membantu tingkat okupansi hotel.

"Kebanyakan tamunya masih lokal, dari Nusantara. Jadi memang beberapa hotel ada yang ramai sekali karena ada kegiatan oleh pemerintah, perusahaan yang menyelenggarakan rapat," tambahnya.

Agoes tetap mengharapkan okupansi hotel di Kota Malang dapat mencapai 100 persen. "Targetnya sudah terpenuhi, tapi memang ada saat-saat tertentu hotel itu penuh. Seperti hari ini sampai akhir libur panjang itu penuh bahkan bisa 90 persen," terang Agoes.

Untuk mengatasi hotel yang tidak memiliki tamu, ia meninta pihak hotel lebih kreatif. Inovasi dan kreativitas hotel harus terus dipacu mengingat persaingan saat ini sangatlah sengit.

"Kita mengimbau kepada teman-teman untuk kreatif. Jadi perhotelan itu harus kreatif dan menjaga kualitas. Kalau tidak, dia pasti akan tertinggal. Apakah itu kebersihannya, atau sektor lain," paparnya. 

Menurutnya, salah satu yang menyebabkan meningkatnya okupansi ialah segi keamanan suatu wilayah. Pengunjung atau wisatawan tentunya merasa was-was dan enggan berkunjung ke Kota Malang jika suasana tidak kondusif.

"Kondusifnya suatu kota, sangat berpengaruh terhadap stabilitas okupansi perhotelan, termasuk pariwisata. Kalau tidak aman kan wisatawan was-was dan enggan datang," jelasnya.

Pemasaran online juga perlu digalakkan. Termasuk fasilitas katalog online yang disediakan oleh Pemerintah Kota Malang maupun aplikasi Jogo Malang Presisi dari Polresta Malang Kota. Hotel juga perlu mengetahui kekuatan maupun kelemahan masing-masing sebagai bahan evaluasi.

"Pemkot Malang punya Katalog Lokal, itu harus dimanfaatkan. Kemudian Kepolisian ada Jogo Malang Presisi, itu juga harus masuk, karena mereka mempromosikan kita. Jadi ketika ada orang yang mengakses itu, muncul hotel-hotel kita. Termasuk harga dan fasilitas yang dipunya, juga bisa reservasi lewat situ," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Okupansi hotel Hotel Kota Malang Kota Malang PHRI PHRI Malang Wisata Kota Malang