KETIK, SURABAYA – Ikhtiar Siti Maimunah, nenek 89 tahun asal Bali patut menjadi inspirasi. Hasil tabungannya dari menjual cengkih membawanya menjadi tamu Allah di Tanah Suci.
Ia menceritakan jika ibu dan dirinya dapat mendaftar haji dari menabung hasil bertani cengkih.
Wanita kelahiran Desember 1935 ini rajin menyisihkan uang, hasil menjual cengkih untuk membayar biaya pelunasan haji.
"Setiap panen, ibu sedikit demi sedikit menyisihkan uang untuk ditabung. Pada 2019 kami bisa mendaftar haji," cerita anak Siti Maimunah, Mariyati (57).
Lanjutnya, rintangan warga Buleleng, Bali untuk bisa berhaji tidak berhenti di situ. Perjuangan menabung dari jual cengkih ternyata juga tidak mudah.
Menurut Mariyati, ibunya memiliki sembilan orang anak dan suaminya telah meninggal dunia. Alhasil uang hasil menjual cengkih harus dibagi dengan kebutuhan sehari-hari.
Mariyati kembali bercerita, saat tiba di Asrama Haji Surabaya, ibunya sempat dibawa ke poliklinik karena tekanan darah tinggi.
"Lima bulan lalu mungkin karena faktor usia ya, ibu terkena serangan jantung sehingga kondisinya tidak sesehat dulu," jelasnya.
Selain itu, Mariyati merasa bersyukur karena ibunya tidak mempunyai riwayat penyakit diabetes, darah tinggi atau sejenisnya.
Ia berharap, ibadah haji bersama ibunya bisa berjalan dengan lancar selama di Mekkah dan Madinah.
Selain itu Mariyati juga berdoa, ibunya bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan lancar.
Mereka merupakan rombongan dari kelompok terbang (kloter) 71 yang sebelumnya tiba di Asrama Haji Surabaya pada Kamis 22 Mei 2025 pukul 03.00 WIB.
Siti Maimunah dan Mariyati sudah berangkat ke Tanah Suci pada Jumat 23 Mei 2026 pukul 00.20 WIB. (*)