Tahun Kerukunan Umat Beragama: Merayakan Keanekaragaman dan Kesejahteraan Bersama

Editor: Mustopa

25 Desember 2023 01:10 25 Des 2023 01:10

Thumbnail Tahun Kerukunan Umat Beragama: Merayakan Keanekaragaman dan Kesejahteraan Bersama Watermark Ketik
Oleh: Amimah Qodari, SE.Akt., M.Ak.

Tahun Kerukunan Umat Beragama merupakan kesempatan yang berharga untuk merayakan keanekaragaman dan memperkuat kesejahteraan bersama di tengah-tengah masyarakat yang semakin beragam secara agama. Perayaan ini memainkan peran penting dalam mempromosikan harmoni, toleransi, dan kerjasama antaragama.

Merayakan keanekaragaman adalah mengakui dan menghargai keberagaman agama yang ada di dalam masyarakat. Ini berarti mengakui bahwa setiap individu memiliki hak untuk memilih dan menjalankan keyakinan agama mereka dengan bebas. Tahun Kerukunan Umat Beragama memberikan kesempatan bagi kita semua untuk memperdalam pemahaman tentang agama-agama yang berbeda, mengapresiasi kekayaan budaya dan spiritualitas yang beragam, serta mempromosikan saling pengertian.

Dalam pidatonya pada acara Tahun Kerukunan Umat Beragama, pada tanggal 4 Februari 2023, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mencanangkan tahun 2023 sebagai Tahun Kerukunan Umat Beragama. Begitu pula penjelasan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Repulik Indonesia, Nizar Ali, bahwa Rakernas Kemenag 2023 yang digelar pada 4-5 Februari mengusung tema Kerukunan Umat untuk Indonesia Hebat. Menurut beliau, tema tersebut memiliki tujuan untuk menitikberatkan tugas dan fungsi Kemenag yang sudah menjadi komitmen ASN Kemenag. Kerukunan antar umat beragama adalah hal yang penting untuk membangun suasana damai di masyarakat.

Menteri Agama juga mengatakan bahwa beberapa cara untuk menjaga kerukunan antar umat beragama : Menghormati agama lain, Tidak mengganggu orang lain saat beribadah, Menghormati hari besar keagamaan / perayaan keagamaan orang lain, Tidak memaksakan agama kita kepada orang lain, Bergaul atau berteman dengan orang lain tanpa memandang agama mereka: Saat bergaul di lingkungan masyarakat, hendaknya kita tidak membeda-bedakan orang atas latar belakang agama, Bersikap ramah dan santun terhadap orang yang berbeda agama.

Penting untuk diingat bahwa tahun kerukunan beragama haruslah bukan hanya simbolisme, tetapi harus diikuti dengan tindakan nyata yang mendorong kerukunan dan toleransi. Itu juga harus memperhitungkan pluralitas agama dan keyakinan, memastikan bahwa hak asasi manusia dan kebebasan beragama dihormati, dan menciptakan ruang bagi semua kelompok untuk merayakan identitas keagamaan mereka.

Tahun kerukunan beragama adalah kesempatan untuk mempromosikan toleransi, pengertian, dan saling penghargaan antara berbagai kelompok agama. Ini dapat membantu mengurangi konflik dan meningkatkan harmoni di antara masyarakat yang beragam kepercayaan.

Tahun kerukunan agama dapat memotivasi individu dan kelompok untuk berinteraksi lebih banyak dengan orang-orang dari berbagai agama. Ini dapat memperkuat hubungan sosial dan membangun jaringan yang melintasi batas-batas keagamaan.

Tahun kerukunan beragama sering kali mendorong organisasi dan individu untuk mengadakan dialog antaragama yang konstruktif. Ini adalah cara yang efektif untuk memecahkan kesalahpahaman dan meredakan ketegangan antara komunitas agama yang berbeda.

Tahun kerukunan beragama dapat memberikan kesempatan bagi para pemimpin agama untuk berbicara tentang pesan perdamaian, cinta, dan toleransi yang mendasari agama mereka. Ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.

Tahun kerukunan beragama dapat membawa perhatian kepada isu-isu penting yang berkaitan dengan agama, seperti islamofobia, antisemitisme, diskriminasi berbasis agama, dan perjuangan umat agama minoritas. Hal ini dapat memicu perubahan positif dalam masyarakat.

Tahun kerukunan umat beragama merupakan waktu yang penting dalam memupuk toleransi, pengertian, dan rasa hormat antara pemeluk agama yang berbeda untuk itu perlu adanya :

Keterbukaan dan Dialog: Tahun kerukunan umat beragama harus dilihat sebagai kesempatan untuk mendorong dialog terbuka antara berbagai komunitas agama. Melalui diskusi yang jujur dan penuh pengertian, orang dapat saling memahami, menghormati perbedaan, dan membangun kepercayaan satu sama lain.

Seperti halnya Sheikh Ahmed AL-Tayeb sebagai imam besar universitas Al-Azhar Kairo, Mesir yang telah mendorong dialog antar agama sebagai cara untuk mengatasi perpecahan. Dan karen Armstrong seorang penulis dan sejarawan agama yang telah menulis banyak buku tentang toleransi antaragama dan pentingnya memahami berbagai agama.

Kolaborasi dalam Melayani Masyarakat: Keberagaman agama seharusnya menjadi sumber kekuatan untuk bekerja bersama dalam melayani masyarakat. Inisiatif-inisiatif seperti bakti sosial, penggalangan dana untuk tujuan kemanusiaan, dan proyek-proyek pembangunan bersama dapat menjadi simbol solidaritas antarumat beragama.

Pendidikan dan Kesadaran: Penting untuk memberikan pendidikan tentang pluralisme agama dan nilai-nilai toleransi sejak dini. Melalui program-program pendidikan yang mempromosikan penghargaan terhadap perbedaan, generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang menghargai keberagaman.

Peran Pemimpin Agama: Pemimpin agama memiliki tanggung jawab besar dalam mempromosikan kerukunan. Mereka memiliki pengaruh yang kuat dalam komunitas mereka dan bisa menjadi teladan dalam memperjuangkan toleransi, perdamaian, dan saling pengertian di antara umatnya.

Menyikapi Tantangan Bersama: Tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, atau ketidakadilan sosial harus disikapi bersama oleh seluruh komunitas agama. Kolaborasi lintas agama untuk menyelesaikan masalah-masalah ini dapat menjadi landasan untuk meningkatkan kerukunan.

Memperkuat kerukunan umat beragama bukanlah hal yang mudah dan memerlukan komitmen yang kuat dari semua pihak terlibat. Namun, upaya tersebut merupakan langkah penting dalam menciptakan dunia yang lebih damai, adil, dan penuh toleransi bagi semua.

kerukunan umat beragama sering kali berkisar pada berbagai isu seperti konflik antaragama, diskriminasi berbasis agama, penindasan, ketegangan sosial, atau penyalahgunaan ajaran agama untuk tujuan politik.

Maraknya kasus terkait kerukunan umat beragama yang sering muncul yaitu adanya pertikaian atau bentrokan yang terjadi antara kelompok-kelompok agama yang berbeda, bisa diakibatkan oleh perbedaan keyakinan, pemahaman agama yang berbeda, atau persaingan politik yang melibatkan aspek agama. Adanya perlakuan tidak adil atau diskriminatif terhadap individu atau kelompok berdasarkan keyakinan agama mereka. Ini bisa termasuk pembatasan kebebasan beragama, penolakan terhadap pembangunan tempat ibadah, atau pelecehan verbal dan fisik. Adanya tindakan kelompok-kelompok atau individu yang menggunakan ajaran agama untuk merangsang ketegangan, kebencian, atau bahkan kekerasan terhadap kelompok lain dengan keyakinan yang berbeda dan ada kasus terorisme yang menggunakan narasi agama sebagai alasan untuk melakukan kekerasan terhadap kelompok lain. 

Penting untuk dicatat bahwa promosi kerukunan umat beragama memerlukan upaya bersama dari seluruh masyarakat, termasuk pemerintah, pemimpin agama, lembaga sosial, dan individu-individu. Kolaborasi yang kuat dalam membangun pemahaman, dialog yang terbuka, serta menegakkan keadilan dan kesetaraan untuk semua merupakan langkah-langkah penting untuk mengatasi kasus-kasus tersebut.

Dengan pencanangan tahun 2023 sebagai tahun kerukunan umat beragama mencerminkan harapan untuk dunia yang lebih damai dan toleran, di mana berbagai agama dan keyakinan dapat hidup berdampingan dalam harmoni. ‘Save palestine’

*Amimah Qodari adalah Kasubag TU FUAD IAIN Curup sekaligus Candidate Doktor Ilmu Ekonomi UNIB

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

*) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

**) Ketentuan pengiriman naskah opini:

• Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.

• Berikan keterangan OPINI di kolom subjek

• Panjang naskah maksimal 800 kata

• Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP

• Hak muat redaksi

Tombol Google News

Tags:

opini Keberagaman Kerukunan