UMKM Binaan Diskopindag Kota Malang Berjuang Masuk Pasar Internasional

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Muhammad Faizin

27 Juli 2024 10:06 27 Jul 2024 10:06

Thumbnail UMKM Binaan Diskopindag Kota Malang Berjuang Masuk Pasar Internasional Watermark Ketik
Ririe bersama produk-produk ciptaannya. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Salah satu UMKM binaan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Zigmarie tengah berjuang masuk ke pasar internasional. 

Sundari selaku pemilik Zigmarie menjelaskan terdapat beberapa rintangan yang harus dihadapi UMKM lokal, salah satunya kualitas produk. Perempuan yang akrab dipanggil Riri itu saat ini aktif mengikuti kelas ekspor. 

"Ini masih mempelajari, ikut kelas ekspor. Masih pelajari negara mana yang suka kerajinan . Biar gak salah sasaran negara," ujar Riri, Sabtu (27/6/2024). 

Riri sempat mencantumkan produknya ke katalog Inaexport. Namun hingga kini Ririe masih harus kembali mendalami cara untuk ekspor produk. 

"Perlu peningkatan produk karena kualitas produk Indonesia ke luar harus lebih bagus lagi, packagingnya juga. Apalagi kapasitas buat ekspor kan banyak dan kendalanya ada di modal aja," tambahnya. 

Bergabung menjadi UMKM binaan Diskopindag Kota Malang membuatnya mendapat banyak fasilitas. Tak hanya pelatihan, ia juga mendapat kemudahan akses segala perizinan berusaha. 

"Setelah jadi binaan Diskopindag jadi lebih banyak pesanan. Waktu ada acara Musrenbang di Bapedda dapat pesanan totebag. Kemudian kalau musiman puasa gitu banyak buat hampers," tambahnya. 

Perlu diketahui bahwa melalui Zigmarie, Riri berhasil menciptakan produk kerajinan tangan dengan motif yang unik dan menarik. Pemanfaatan limbah dan sentuhan patchwork menjadi ciri khas dalam produknya. 

"Ini produk kerajinan semua, kaya tas, sprei, taplak meja, dompet, semua bikin sendiri. Lalu diberi motif-motif dari limbah perca gini," tambahnya. 

Sebelum membuka usaha kerajinan tangan, Riri telah memiliki usaha pembuatan homeset di tahun 2015. Akibat Covid-19 iaemutuskan untuk beralih ke kerajinan dengan memanfaatkan limbah perca dari produk homeset. 

"Percanya dari sisa produksi homeset kan banyak. Sehari gak mesti produksi berapa. Aku stok di rumah untuk pas bazar tapi lebih banya pre-order sehingga kalau ada yang pesan baru dibuatkan," pungkas Riri. 

Harga yang dipatok tiap produknya pun cukup terjangkau. Untuk tas dibandrol dari harga Rp 65.000-200.000, sarung bantal sofa Rp 20.000-195.000 dan dompet sekitar Rp 50.000. (*) 

Tombol Google News

Tags:

umkm kota malang Zigmarie Produk UMKM Diskopindag Kota Malang