Gelar Diskusi, Yayasan Peluk Jepara Ajak Semua Pihak Ikut Lestarikan Seni Ukir

14 Februari 2025 20:45 14 Feb 2025 20:45

Thumbnail Gelar Diskusi, Yayasan Peluk Jepara Ajak Semua Pihak Ikut Lestarikan Seni Ukir Watermark Ketik
Diskusi Ketua Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jepara, Andang Wahyu Triyanto, dan pengurus Yayasan Pelestari Ukir Jepara (PELUKJEPARA) pada Jumat (14/2/2025).

KETIK, JEPARA – Yayasan Pelestari Ukir Jepara (Peluk Jepara) menggelar diskusi Kamar Dagangan industri setempat, Jumat, 14 Februari 2024. Diskusi itu dalam rangka melestarikan seni ukir Jepara.

Dalam diskusi dihadiri Ketua Kadin Jepara, Andang Wahyu Triyanto juga membahas mengenai seni ukir Jepara bukan sekadar warisan budaya. Tapi aset ekonomi berkontribusi pada perekonomian nasional.

Bertempat di ruang pertemuan Caffe Andany Jepara, diskusi ini dihadiri oleh perwakilan Peluk Jepara yakni Hadi Priyanto, Sutarya, Sutrisno, Ali Afendi, dan Indria Mustika. Pertemuan ini berlangsung produktif, menghasilkan berbagai kesepakatan penting untuk melestarikan seni ukir secara berkelanjutan.

Menurut Andang Wahyu Triyanto, pelestarian seni ukir harus dilakukan secara sinergis, kolaboratif, dan konsisten.

“Semua pihak harus memiliki komitmen bersama agar seni ukir Jepara tetap lestari,” ujar Andang, yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah. 

Dia menekankan bahwa pemerintah, pengusaha, lembaga pendidikan, komunitas pelestari, perajin, seniman, budayawan, hingga investor yang berbisnis di Jepara harus bahu-membahu dalam upaya ini.

Sementara itu, Ketua Umum Peluk Jepara, Hadi Priyanto, memaparkan visi, misi, dan program yayasan dalam melestarikan seni ukir.

“Kami berharap ada program yang bisa dijalankan bersama, baik dengan Kadin maupun asosiasi lainnya,” terangnya.

Sutrisno, mantan guru seni ukir yang kini terlibat dalam penyusunan modul ajar seni ukir untuk tingkat SD dan SMP, menyoroti pentingnya pendidikan dalam melestarikan budaya.

“Jika ingin seni ukir tetap hidup, kita harus menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya sejak dini,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Indria Mustika menekankan peran event kreatif dalam menarik minat pelajar terhadap seni ukir serta potensi Jepara lainnya, seperti tenun dan batik.

“Jika dirancang dengan konsep yang tepat, event kreatif bisa menjadi media promosi sekaligus membangun kecintaan anak-anak pada seni ukir,” tutur pengelola Craft & Craft Gallery SMKN 2 Jepara ini.

Di sisi lain, Ali Afendi menekankan pentingnya lomba ukir sebagai ajang rutin untuk meningkatkan kecintaan anak-anak terhadap seni ini.

“Kami berharap lomba ukir bisa menjadi agenda tahunan yang terus berlanjut,” ucap Ali, yang kerap menjadi instruktur ukir di berbagai kota di Indonesia.

Menutup diskusi, Sutarya, dosen Unisnu Jepara, mengungkapkan optimisme terhadap masa depan seni ukir Jepara. “Salah satu kunci pelestarian adalah menjaga kualitas produk dengan desain yang mampu menembus pasar global,” tandasnya.

Diskusi ini menjadi langkah awal dalam upaya kolaboratif untuk menjaga dan mengembangkan seni ukir Jepara agar tetap hidup dan berkembang di era modern. (*)

Tombol Google News

Tags:

diskusi PELUKJEPARA Kadin Jepara Seni Ukir Seni Ukir Jepara Pelestarian Seni Ukir Ukiran Jepara Unisnu Jepara