Tradisi 'Pesta Lomban' Kirab Budaya Larungan Kepala Kerbau Meriahkan Puncak Syawalan di Jepara

7 April 2025 14:21 7 Apr 2025 14:21

Thumbnail Tradisi 'Pesta Lomban' Kirab Budaya Larungan Kepala Kerbau Meriahkan Puncak Syawalan di Jepara Watermark Ketik
Arak-arakan Kirab Budaya Pelarungan Kepala Kerbau di Jepara, Minggu 7 April 2025. (Foto: Malik Naharul/Ketik.co.id)

KETIK, JEPARA – Suasana penuh khidmat dan semangat kebersamaan mewarnai Pesta Lomban Kirab Budaya Pelarungan Kepala Kerbau yang digelar Pemerintah Kabupaten Jepara. Acara ini digelar dalam rangka puncak perayaan Syawalan Idul Fitri 1446 H/2025 M. Tradisi budaya yang sarat makna ini berlangsung meriah di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujung Batu, Jepara pada Minggu, 7 Maret 2025.

Ribuan masyarakat tumpah ruah memenuhi area pelaksanaan. Mereka antusias menyaksikan prosesi budaya turun-temurun yang menjadi salah satu ikon tradisi pesisir Jepara tersebut.

Tradisi larungan ini merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah serta doa untuk keselamatan para nelayan.

Tradisi larungan merupakan warisan budaya Jepara yang telah berlangsung sejak abad ke-19. Bahkan, tercatat pernah dimuat dalam surat kabar Sompret Melayu pada edisi 12 dan 17 bulan Agustus 1893. Dalam prosesi ini, kepala kerbau dilarung ke laut sebagai simbol rasa syukur masyarakat pesisir kepada Tuhan atas limpahan rezeki dan keselamatan di laut.

Foto Bupati Jepara, H. Witiarso Utomo (Mas Wiwit), memimpin langsung prosesi Pelarungan Kepala Kerbau di Jepara, Minggu (7/4/2025) (Foto: Malik Naharul/Ketik.co.id)Bupati Jepara, H. Witiarso Utomo (Mas Wiwit), memimpin langsung prosesi Pelarungan Kepala Kerbau di Jepara, Minggu (7/4/2025) (Foto: Malik Naharul/Ketik.co.id)

Bupati Jepara, H. Witiarso Utomo (Mas Wiwit), memimpin langsung prosesi larungan bersama jajaran Forkopimda. Mereka menaiki kapal dari TPI Ujungbatu menuju tengah laut untuk melarung kepala kerbau, yang telah dihias secara khusus. Ribuan warga bersama ratusan kapal nelayan turut mengiringi keberangkatan rombongan dengan semangat kebersamaan. 

"Tradisi larungan ini adalah bentuk syukur kepada Allah SWT, bukan pemujaan kepada laut. Ini warisan leluhur yang harus kita jaga bersama,' tegas Bupati Witiarso dalam sambutannya.

Ia juga menyampaikan harapannya agar tradisi ini dapat terus digelar secara lebih baik setiap tahunnya, dengan pelibatan event organizer, promosi yang lebih luas, dan pelaksanaan yang lebih terstruktur demi mendorong sektor pariwisata lokal.

"Kita berharap ke depan larungan ini tak hanya menjadi milik Jepara, tapi juga dikenal secara nasional bahkan internasional. Karena dari tradisi ini, kita tidak hanya menjaga budaya, tetapi juga memperkuat silaturahmi dan rasa persatuan," lanjutnya.

Foto Rombongan kapal yang ditumpangi Bupati Jepara bersama jajaran Forkopimda berlayar menuju tengah laut dalam prosesi Pelarungan Kepala Kerbau, Minggu (7/4/2025) (Foto: Malik Naharul/Ketik.co.id)Rombongan kapal yang ditumpangi Bupati Jepara bersama jajaran Forkopimda berlayar menuju tengah laut dalam prosesi Pelarungan Kepala Kerbau, Minggu (7/4/2025) (Foto: Malik Naharul/Ketik.co.id)

Usai prosesi larungan yang sakral dan penuh makna, rombongan Bupati bersama Forkopimda melanjutkan pelayaran menuju Pelabuhan Kartini Jepara. Suasana pun semakin meriah saat mereka disambut dengan arak-arakan dua gunungan raksasa yang tersusun dari ketupat dan lepet sebagai simbol melimpahnya rezeki dan tradisi turun-temurun.

Festival Kupat Lepet pun resmi dimulai. Ribuan warga yang telah memadati pelabuhan sejak pagi hari tampak antusias menyambut momen ini. Mereka berlomba-lomba berebut gunungan, dalam sebuah ritual kenduri akbar yang dipercaya membawa berkah di bulan Syawal.

"Semoga kegiatan ini membawa berkah yang melimpah bagi masyarakat Jepara, memperkuat rasa syukur, mempererat tali silaturahmi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata daerah," tutup Bupati.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Jamaludin Malik, para pimpinan Forkopimda, OPD, tokoh masyarakat, serta warga dari berbagai penjuru daerah.

Pemerintah Kabupaten Jepara berharap tradisi ini tak hanya mengakar kuat di masyarakat lokal, tetapi juga menjadi magnet pariwisata yang mendunia. Dengan semangat pelestarian budaya dan kebersamaan, Syawalan di Jepara tahun ini menjadi wujud nyata harmonisasi antara tradisi, spiritualitas, dan kemajuan daerah. (*)

Tombol Google News

Tags:

Jepara Tradisi Syawalan larungan kepala kerbau tradisi budaya Pesta Lomban Kirab Budaya Nelayan TPI Ujung Batu Pelabuhan Kartini Festival Kupat Lepet Bupati Jepara Witiarso Utomo gunungan ketupat lepet Pelestarian budaya wisata budaya berkah Syawal Masyarakat pesisir tradisi maritim